Bagaimana Doktrin Tritunggal Berkembang?
Peranan Konstantin di Nicea
WT
berusaha untuk menyesatkan pembaca bahwa doktrin Tritunggal berasal
dari kaisar Kontantin yang kafir dengan mengutip bagian-bagian tertentu
secar selektif. Padahal, dalam sumber yang dikutip WT, jelas dikatakan
bahwa Konstantin adalah seorang Kristen dan doktrin Tritunggal itu
bukanlah berasal dari Konstantin, melainkan sudah dipercaya oleh
mayoritas uskup dalam lingkungan gereja.
WT menulis tentang peranan penguasa Roma Konstantin di halaman 8 sbb
Konstantin
bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi
baru dipbaptis pada waktu sedang terbaring sekarat. Mengenai dirinya,
Henry Chadwick mengatakan dalam The Early Church: "Konstantin,
seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan; …
pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan
yang datang dari batin … Ini adalah masalah militer. Pengertiannya
mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin
bahwa kemenangan dalam pertempuran tergantung pada karunia Allah
orang-orang Kristen."
Kutipan asli dari The Early Church
"When he [Constantius] died at York on 25 July 305 the soldiers proclaimed his son Constantine as emperor. Constantine, like his father, worshipped the Unconquered Sun [page 122]... "The conversion of Constantine marks a turning-point in the history of the Church and of Europe." ... "But if his conversion should not be interpreted as an inward experience of grace, neither was it a cynical act of Machiavellian cunning. It
was a military matter. His comprehension of Christian doctrine was
never very clear, but he was sure that victory in battle lay in the gift
of the God of the Christians....He was not
baptized until he lay dying in 337, but this implies no doubt about his
Christian belief. It was common at this time (and continued so until
about A.D. 400) to postpone baptism to the end of one's life, especially
if one's duty as an official included torture and execution of
criminals. Part of the reason for postponement lay in the seriousness
with which the responsibilities of baptism were taken. Constantine
favoured Christianity among the many religions of his subjects, but did not make it the official or 'established' religion of the empire." (The Early Church, Chadwick, Henry. p 122,125,127)
Terjemahan:
Ketika
ia [Constantius] meninggal di York tanggal 25 Juli 305, para
perajuritnya mengangkat anaknya Konstantin [Constantine] sebagai
kaisar. Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan" [hal 122]; … "Pertobatan Konstantin menandai perubahan dalam sejarah Gereja dan Eropa" … "Tetapi jika pertobatannya tidak boleh ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin, demikian juga aksi sinis dari kelicikan Machiavellian.Ini
adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak
pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran
tergantung pada karunia Allah orang-orang Kristen … Ia
tidak dibaptiskan sampai ia terbaring sekarat tahun 377, tetapi ini
menyatakan secara implisit tentang kepercayaan Kristennya. Sudah menjadi
kebiasaan pada waktu itu (dan berlanjut sampai sekitar tahun 400 AD)
untuk menunda pembaptisan sampai pada akhir hidup seseorang, terutama
jika kewajiban seseorang sebagai perwira meliputi penyiksaan dan hukuman
mati terhadap para kriminal. Sebagian alasan dari penundaan[pembaptisan] terletak
pada kesungguhan terhadap tanggung jawab yang muncul setelah
pembaptisan. Konstantin memihak Kristen di antara agama-agama lain yang
berada di bawah kekuasaanya, tetapi ia tidak membuat Kristen sebagai agama legal atau resmi di kekaisarannya.
Dari
aslinya, kita bisa lihat bahwa Konstantin sudah menjadi Kristen jauh
sebelum ia meninggal, walau pun ia baru dibaptis pada waktu ia sekarat.
Kalimat "Pertobatan Konstantin menandai perubahan dalam sejarah Gereja …"
memberikan petunjuk bahwa pertobatannya terjadi jauh sebelum ia
meninggal, karena jika ia bertobat pada waktu ia sekarat, maka tidak
akan ada pengaruhnya dalam sejarah gereja.
Alinea
berikutnya, WT memberi tekanan pada "kaisar yang tidak dibaptis" untuk
memberi kesan bahwa Konstantin itu seorang kafir. WT menulis
Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopædia Britannica menceritakan: "Konstantin
sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara
pribadi mengusulkan … rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus
dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari
satu zat dengan Bapa’ … Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup,
kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari
mereka dengan berat hati."
Perhatikan
"…" yang pertama. Apa yang dibuang oleh WT di situ? Agar jelas
ceritanya, kutipan aslinya diberikan dengan lengkap, sebaliknya
terjemahan hanya berupa ringkasan doang.
It
was therefore with dismay that he discovered that the eastern churches
were divided by a much more widespread dispute, the doctrinal
controversy between Alexander, bishop of Alexandria, and one of his
priests, Arius (see ARIUS; ARIANISM). Not
understanding the theological points at issue Constantine first sent a
letter to the two parties rebuking them for quarreling about minute
distinctions, as he believed them to be, about the nature of Christ, and
urging them to agree to differ, as did pagan philosophers. Ossius, who
carried this letter to Alexandria, soon discovered that the dispute was
too serious to be thus resolved, and summoned a large council of Syrian
bishops at Antioch (325). They condemned Arius, but before they had
concluded their deliberations, Constantine decided to convoke a still
larger council at Ancyra (Ankara) in Galatia. Shortly afterward he
resolved to hold a universal (ecumenical) council of all, the churches
at Nicaea in Bithynia: this city was chosen as being more convenient for
the bishops of Italy and the west who had been summoned, and for the
emperor himself, who intended to be present. The Council of Nicaea met
on May 20, 325. Constantine himself presided, actively guiding the discussions, and personally proposed (no doubt on Ossius' prompting) the
crucial formula expressing the relation of Christ to God in the creed
issued by the council, "of one substance with the Father" (see CREED). Overawed by the emperor, the bishops, with two exceptions only, signed the creed, many of them much against their inclination.
The council also dealt with a number of lesser schisms and heresies,
laying down the conditions on which their adherents might be readmitted
to the church; endeavoured to settle the date of Easter; and regulated
various questions of ecclesiastical precedence and organization.
Constantine banished Arius and his partisans, confiscated the Arian
churches and banned the cult of recusant schismatics and heretics.
Constantine regarded the decisions of Nicaea as divinely inspired. As
long as he lived no one dared openly to challenge the creed of Nicaea,
but the expected concord did not follow. Those who disliked the Nicene
formula took every opportunity of attacking its principal adherents and
succeeded in condemning several of them on charges of doctrinal error or
uncanonical conduct. Their chief victim was Athanasius, who became
bishop of Alexandria in 328 (see ATHANASIUS, SAINT). At first
Constantine supported him, acquitting him of several charges, but he
eventually lost patience. The emperor's cherished
aim was to reconcile Arius with the church, but Athanasius stubbornly
refused to accept Arius' vaguely worded submission. At last, in 335,
Constantine summoned a council of bishops at Tyre to investigate various
charges against Athanasius and ordered him to appear. The council
condemned him; he appealed to Constantine himself, who banished him to
Gaul. In the same year at a council at Jerusalem Arius was
readmitted to communion. During the last decade of his reign Constantine
became increasingly pious. He devoted more and more of his time to
completing his religious education, reading the scriptures and
theological works supplied by Eusebius of Caesarea, listening to sermons
and himself delivering homilies to his court. He continued to spend
lavishly on building churches, at Rome, Constantinople, Antioch and the
holy places in Palestine. He showed marked favour
to Christians, thereby causing a flood of interested conversions. At the
same time his attitude to his pagan subjects became more severe.
Shortly after his victory over Licinius be issued an edict urging all
his subjects to adopt the Christian faith, but at the same time he
confirmed his policy of toleration to paganism (although in contemptuous
language) and forbade overzealous Christians to disturb the pagan cult.
He nevertheless destroyed three famous temples, at Aegae in Cilicia and
at Apheca and Heliopolis in Phoenicia, and in 331 confiscated all the
temple treasures, even stripping the cult statues of their gold; he
probably also seized the temple endowments. Before the end of his reign
he may even have banned sacrifice." (Encyclopædia Britannica, 1971, Constantine, Vol. 6, p. 386)
Ringkasannya:
Terjadi
perselisihan antara Alexander, uskup Alexandria dan Arius, imam di
bawahnya. [Arius berpendapat sama dengan SY, yaitu tidak ada
Tritunggal]. Konstantin menyuruh Ossius, uskup dari Cordoba membawa
surat untuk menyelesaikan perselisihan tsb. Setelah Ossius mempelajari
masalah, ia membentuk sidang para uskup Syria di Antioch (325), yang
menyalahkan Arius. Tetapi sebelum mereka membuat keputusan, Konstantin
memutuskan utuk membentuk sidang yang lebih besar di Ancyra (Ankara) di
Galatia, kemudian sidang keseluruhan semua keuskupan di Nicaea di mana
ia sendiri ikut hadir. Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan (tidak diragukan lagi atas usul Ossius) rumusan
penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang
dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’. Arius akhirnya dibuang ke Gaul.
WT
membuang beberapa kata yang jika dimasukkan akan memutarbalikkan
pengertian yang diberikan WT. Konstantin mengusulkan rumusan tsb atas
usul atau nasihat Ossius, uskup dari Cordoba. Ossius dengan sendirinya
sangat mengerti agama Kristen dan bukan orang kafir. Apa yang sebenarnya
dikatakan Encyclopædia Britannica ini berlawanan dengan apa yang WT
katakan tentang pendapat Encyclopædia Britannica.
Terlebih
lagi, dari latar belakang dibentuknya Kredo Nicaea tsb memperlihatkan
bahwa doktrin Tritunggal sudah diterima oleh sebagian besar gereja pada
waktu itu, hanya sebagian kecil dari petugas gereja yang tidak
sependapat. Catholic Encyclopedia, walau pun tidak dapat
menyatakan secara pasti berapa jumlah uskup/imam gereja yang hadir,
menyebutkan jumlah uskup yang hadir sebanyak sekitar 300 sebagai jumlah
yang diterima secara universal dan tidak ada alasan yang cukup untuk
menolak angka tsb. Jadi hanya kurang dari 1% yang menolak menandatangani
kredo tsb.
Alinea berikutnya
Karena
itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama
yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan
demi keuntungan mereka yang mengatakan Yesus adalah Allah. Tetapi
mengapa? "Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Yunani," kata A Short History of Christian Doctrine.
Yang ia ketahui adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi
kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.
Perhatikan, sekali lagi ditekankan bahwa Konstantin adalah politikus kafir. Kutipan asli dari A Short History of Christian Doctrine adalah sbb:
The first emperor to become a Christian, Constantine had basically no understanding whatsoever of the questions that were being asked in Greek theology. ...Even
though he had a general antipathy to the controversies, and even though
he himself had only a rudimentary "theology," he was still not entirely
without sympathy for the problems which arose. In any case, he
permitted himself to be more fully instructed about many things by his
episcopal counselors. The decisive
catchword of the Nicene confession, namely, hoinoousios ("of one
substance"), comes from no less a person than the emperor himself. To
the present day no one has cleared up the problem of where the emperor
got the term. It seems likely that it was suggested to him by his
episcopal counselor, Bishop Hosius (Ossius) of Cordova, and it was
probably nothing more than a Greek translation of a term already found
in Tertullian (A Short History of Christian Doctrine, Bernard Lohse, 1966, p51-53)
Terjemahan:
Kaisar pertama yang menjadi seorang Kristen, Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Yunani, … Walau
pun ia tidak suka terhadap kontroversi, dan walau pun ia hanya
mempunyai "teologi" secara kasar, ia tidak sepenuhnya acuh terhadap
masalah-masalah yang muncul. Ia, dalam kasus apa pun, membiarkan dirinya
untuk lebih menurut instruksi dalam banyak hal kepada penasihat
keuskupannya. Kata utama dalam pengakuan Nicene, yaitu hoinoousios
("berasal dari satu substansi") [Catholic Encyclopedia: homoousion to patri (berasal dari satu substansi yang sama dengan Bapa, mungkin salah eja] datang dari sang kaisar
sendiri. Sampai sekarang, tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan
dari mana kaisar itu mendapatkan istilah tsb. Sangat mungkin kata itu
diusulkan oleh penasihat keuskupannya, Uskup Hosius (Ossius) dari
Cordova, dan mungkin kata itu tidak lebih dari terjemahan Yunani dari
istilah yang sudah ada digunakan Tertullian.
Dari
kutipan selengkapnya, kita tahu bahwa Konstantin adalah politikus
Kristen, bukan politikus kafir. Walau pun ia hanya mengetahui tentang
teologi secara garis besar saja [seperti umumnya kebanyakan orang], ia
memegang peranan aktif dalam permasalahan yang muncul dalam gereja.
Dalam pengakuan Nicene (Nicaea) ini, keputusan yang dibuat Konstantin
kemungkinan besar merupakan usulan dari Ossius, jadi sesuai dengan apa
yang dikatakan Encyclopædia Britannica, dan berlawanan dengan apa yang
dikatakan WT.
Bagaimana Dengan 'Ayat-ayat Bukti' Untuk Tritunggal?
Bagaimana Dengan 'Ayat-ayat Bukti' Untuk Tritunggal?
Walau
pun ga ada kata Tritunggal dalam Alkitab dan tidak ada penjelasan
secara terperinci mengenai Allah Tritunggal, Alkitab memberikan
petunjuk-petunjuk tentang konsep Tritunggal tersebut, antara lain
keilahian Yesus Kristus yang setara dengan Allah.
WT menyadari akan hal tsb, maka WT mencoba memberikan penjelasan-penjelasan. Kita ambil sebuah contoh di halaman 29 sbb.
Tetapi, bagaimana dengan kata-kata rasul Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku!" kepada Yesus dalam Yohanes 20:28? Bagi Tomas, Yesus adalah seperti "allah", terutama dalam mukjizat yang ia lihat yang mendorongnya untuk mengeluarkan seruan itu. Beberapa sarjana mengatakan bahwa Tomas mungkin hanya mengucapkan seruan keheranan yang emosional, yang diucapkan kepada Yesus namun ditujukan kepada Allah. Dalam hal apapun, Tomas tidak berpikir bahwa Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa, karena ia dan semua rasul lain tahu bahwa Yesus tidak pernah mengaku dirinya sebagai Allah melainkan mengajar bahwa Yehuwa saja "satu-satunya Allah yang benar."¾ Yohanes 17:3.
Apa
yang dikatakan WT di sini sebenarnya hanyalah spekulasi saja, tanpa
didasarkan atas bukti-bukti tertentu. Perhatikan perkataan "beberapa
sarjana", kita tidak diberitahu siapa mereka dan berapa persen sarjana
yang berpendapat demikian. Tetapi, mari kita bahas sesuatu yang lebih
pokok.
WT tidak memberitahu pembaca bahwa Alkitab versinya sendiri, New World Translation berbunyi: "Ya Tuanku dan Allahku"
[sesuai dengan keterangan lisan seorang pengikut JW]. Tuanku dan
Allahku (atau Tuhanku dan Allahku) menunjuk ke satu pribadi saja, di
mana menurut WT adalah ke Allah Yang Maha Kuasa. Jadi, dengan
menggunakan penjelasan WT di atas ke Alkitab versi New World
Translation, WT sendiri sudah menurunkan derajat Allah Yehuwa menjadi
sama dengan derajat Yesus, karena Yesus disebut sebagai Tuan dalam
ayat-ayat lainnya, sedangkan menurut WT, derajat Yesus adalah lebih
rendah dari Allah. Apakah WT sebenarnya mengakui Tritunggal? :)
Wahyu 7: 14
"Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel."
SY
meyakini kalau yang nanti memasuki kerjaan Sorga hanya 144.000 orang
saja sesuai dengan ayat diatas. Padahal bukan begitu, berikut
penjelasannya:
Pasal 7:1
Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat
penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada
angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
7:2
Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari
terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara
nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi
dan laut,
7:3
katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum
kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
7:4 Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
7:5 Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
7: 9
Kemudian
dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku
dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan
mereka.
adakah disebutkan bahwa hanya sejumlah 144,000 saja yang masuk surga? ataupun penghuni surga?
Tidak!
Bilangan
144,000 itu jelas bersifat simbolis. Meskipun di situ disebutkan
nama-nama suku bangsa Israel. Namun susunan dari daftar bangsa itu yaitu
nama-nama suku yang tercantum di dalamnya tampak ganjil. Contohnya,
baik Manasye mau pun ayahnya, Yusuf, tercantum dalam daftar (tarnpaknya
Yusuf mewakili Efraim yang tidak tercantum), juga nama Suku Dan tidak
tercantum.
Wahyu
pasal 7 menyebutkan jumlah angka-angka sebagai simbol "hamba-hamba
Allah," yang bukan merupakan istilah yang asing bagi orang pereaya
bangsa Yahudi. Demikian pula uraian tentang mereka dalam Wahyu 14 dapat
digunakan untuk setiap orang percaya yang setia kepada Allah dan tidak
berkompromi dengan "binatang" dan "nabi-nabi palsu" yang dicatat dalam
kitab Wahyu.
Dalam
Wahyu pasal 14, ke 144.000 orang itu adalah "144.000 yang telah
diselamatkan dari bumi." Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang
tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, yang dalam Kitab
Wahyu berarti mereka belum pernah terbujuk oleh kekuatan jahat mau 'pun
berkompromi dengan pemujaan berhala. Mereka Juga sepenuhnya benar.
"Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi
Allah dan bagi Anak Domba itu
Yang
pasti... Surga bukan menampung 144.000 orang aja. Beberapa penafsir
menafsirkan angka 144,000 sebagai perkalian dari "12X12X1000" itu hanya bermakna simbolik didalam gaya penulisan syair.
Tapi lihat di ayat 9, katanya ada banyakkumpulan besar orang yang TAK terhitung jumlahnya. Simplenya, malaikat itu memateraikan:
1. 144.000 dari Israel, kemudian
2. Buuuuuuuuuuuuuaaaanyaaakkk bgt dari suku bangsa yang lain, termasuk saya dan sodara.. Amen?? Yeah!!
Sebenernya
masih banyak lagi sih ketidak-sesuaian pengajaran SY dengan Alkitab
yang sebenarnya tapi ga muat kalo ditaro blog sini mah mending beli
buku-buku referensi aja kalo mau tau lebih jauh hahahaha.
The Message
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah
mempelajari kesesatan pemahaman dari ajaran SY, maka sebagai murid
Kristus yang sejati kita perlu menyadarkan mereka akan kekeliruannya,
walaupun hal itu tidaklah mudah. Beberapa langkah praktis untuk
melakukannya adalah sebagai berikut:
1.
Tentunya kita harus musti kudu punya pemahaman Alkitab yang solid
terlebih dahulu sebelum berusaha memenangkan mereka. Karena itu baca
Alkitab setiap hari dan ikutilah kelas pemuridan atau pemahaman Alkitab
di gereja (CG, Cool, Komsel, PA, PD etc.. etc..).
2.
Perlakukankan penganut SY secara sopan. Hargai mereka sebagai pribadi,
dan cari hal-hal dimana ada persetujuan pendapat, serta kemungkinan
menggunakannya sebagai pembuka jalan untuk membetulkan kesalahpahaman
SY.
3.
Ajak SY mengamati Alkitab ayat demi ayat, pasal demi pasal, bukan
mencari "ayat bukti" dari berbagai tempat di Alkitab. Untuk mempelajari
keilahian Yesus bahas misalnya kitab Kolose dan Yohanes. Selain membahas
masalah kepercayaan ceritakanlah pengalaman pribadi kita dengan
Kristus, dan juga kepastian keselamatan yang kita miliki di dalam Dia
karena penebusan Kristus.
4.
Pinjamkan bahan cetakan yang memuat ajaran Kristen yang benar.
Terangkanlah jalan keselamatan kepada mereka yaitu dengan cara beriman kepada Yesus, bukan melalui amal perbuatan.
Efesus 2:8-9 mencatat "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan
hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
5.
Doakan mereka dan rebut mereka dari penyesatan si jahat. Setelah itu
bimbing mereka agar menjadi orang Kristen yang bertumbuh secara rohani.
Yakobus 5:19-20 mencatat, "Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu
yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia
berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik
dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut
dan menutupi banyak dosa".
God bless you!
Sumber:
Kesaksian dari,
1. Tonni Hutasoit (Diinjili 2 tahun oleh SY, sadar waktu diajak ke balai kerajaan SY karna alkitab mereka berbeda)
2. Dr. Peter Wongso, Eksposisi Doktrin Alkitab Kitab Wahyu, p 464-465 - Wycliffe Comentary, Vol 3, p 1114-1115.
3. Ms. Martha - NY (Seorang SY yang masih aktif)
4. "Bunga" (Mantan pengikut SY yang bertobat)
Link,
2. http://www.sarapanpagi.org%2Fthe-fact-saksi-saksi-yehuwa-vt2500.html
3. www.sarapanpagi.org%252Fapa-dan-siapa-dibalik-saksi-saksi-yehuwa-vt3883.html
5. www.sarapanpagi.org/saksi-yehova-yehuwa-vt2058.html
0 komentar:
Post a Comment